Pages

Jumat, 04 November 2011

Kesenjangan Sosial Terhadap Perkembangan Pribadi

Pembukaan UUD-45 mengamanatkan pemerintah Indonesia agar memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan bangsa. Jiwa dan semangat Pasal 33 UUD-45 menghendaki agar semua produksi dan faktor produksi serta hak-milik perseorangan haruslah mempunyai fungsi sosial utk sebesar-besarnya kemakmuran bersama. Islam menghendaki agar masing-masing memiliki kepekaan sosial. Agar masing-masing memikirkan memperhatikan mengupayakan peningkatan keadaan sosial ekonomi budaya bersama . Agar masing-masing memanfa’atkan sebagian rezeki penghasilan pendapatan kekayaan kepintaran kesempatan kekuatan kemampuan utk kepentingan bersama . Menabur menebar jasa. Menyebarkan beragai kebajikan dan kebaikan. Namun semuanya itu tinggal dalam impian. Tak pernah terwujud dalam kenyataan. Pemerintah penyelenggara negara baik Presiden dan para Menterinya Ketua MPR dan para angotanya semuanya sama sekali tak punya kepekaan sosial. Menghabiskan uang milyaran rupiah utk kunjungan beberapa hari ke luar negeri di tengah-tengah rakyat banyak yg kesulitan mendapatkan Uang seribu rupiah satu hari dianggap wajar. Tak pernah terbayangkan berapa jumlah para orang terlantar dapat diselamatkan dgn uang milyaran rupiah itu . Yang dijadikan alasan pembenarannya adl bahwa dgn kunjungannya ke luar negeri itu akan mengalir modal dari luar negeri triliyunan rupiah utk membuka lapangan kerja dan utk meningkatkan pendapatan rakyat banyak. Apa benar utk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat banyak atau hanya utk keuntungan para pemodal dan suruhannya ? Benar hanya orang-orang besar saja yg lbh banyak menikmati kekayaan alam dan hasil bumi Indonesia. Merekalah yg telah menikmati surga Indonesia dan surga dunia. Sedikit sekali pejabat-pejabat yg bermental baik. Betapa tidak di tengah krisis ekonomi yg berkepanjangan ini masih banyak orang-orang kaya dgn belanja mewah bahkan super mewah seolah tidak perduli dgn di sekelilingnya mereka para orang-orang pinggiran. Bahkan kebanyakan tidak peduli.

Menurut saya hal seperti ini sangat mencengangkan bagi setiap individu. Di tengah masalah perekonomian rakyat yang merosot, para petinggi negara justru menikmati hasil kekayaan negaranya yang sedemikian nikmatnya. Hal ini sangatlah ironis bagi saya karena para petinggi negara yang seharusnya mengatur, justru malah menelantarkannya seolah-olah mereka tidak tahu dengan apa yang terjadi di masyarakat. Dengan adanya masalah seperti ini, keperibadian individualpun bisa saja berubah menjadi individu yang negatif. Ada kalanya seseorang bisa menjadi geram dengan adanya hal seperti ini yang mengakibatkan perusakan-perusakan fasilitas umum, demonstrasi yang anarkis, dll. Pada dasarnya kondisi seperti ini dapat merubah perilaku setiap individu secara langsung maupun tidak di dalam bermasyarakat.