PRINGSEWU - STMIK & STIT Pringsewu menyelenggarakan Seminar Nasional Sistem
Komputasi dan Matematika Al Quran (15/3). Seminar yang yang berlangsung di
auditorium lantai II STMIK Pringsewu dengan menghadirkan sebagai nara sumber
Ust. RF. Ahmad F Fauzani pimpinan pondok pesantren Ababil Jakarta dan Bambang
DW, S.Si, M. Kom Dosen Universitas Bunda Mulia Jakarta.
Ketua Yayasan Fauzi, S.E., M.Kom., Akt dalam
sambutannya mengatakan, Kita patut menyambut gembira setiap gagasan dari usaha
yang mendorong dan memudahkan umat Islam untuk mempelajari kitab suci Al-Qur’an
sebagai petunjuk, sumber nilai dan norma untuk menjalankan kehidupan yang
benar, diridhai Allah SWT di dunia dan di akhirat, diyakini sepenuhnya oleh
umat islam. Keyakinan itu ditopang dengan bukti-bukti yang kuat dan teruji dari
zaman ke zaman. Bukti-bukti tersebut diantaranya, autentisitas Al-Quran yang
terpelihara sejak pertama kali diturunkan hingga sekarang. Al-Qur’an
menggunakan bahasa yang indah, enak dibaca dan didengar serta mudah dimengerti.
Al-Quran mengandung tuntunan hidup yang sangat jelas untuk menghadapi
kehidupan dunia yang sedang berlangsung dan informasi yang jelas tentang
kehidupan akhirat yang akan datang. Al-Qur’an mengandung ungkapan-ungkapan yang
terbukti sejalan dengan temuan-temuan sains dan mengandung isyarat-isyarat
kearah pengembangannya.
Untuk itu saya, memberikan apresiasi yang positif
untuk seluruh kegiatan pada hari ini, dan mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap teladan, Dosen dan Mahasiswa
STMIK Pringsewu serta seluruh pihak yang terkait yang telah banyak membantu
dalam penyelenggaraan acara pada hari ini. Semoga kegiatan kita pada hari ini
diridhoi oleh Allah SWT dan membawa kemaslahatan buat kita semua. Insya'Allah
langkah kita untuk mendidik putra-putri bangsa menjadi ladang ibadah dan
mendapatkan ridhaNya, Amin yra.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini pastinya
mempunyai asal usul atau sejarah tersendiri dalam proses pembentukan yang lebih
baik. Begitupun dengan ilmu pengetahuan, berbagai macam ilmu pengetahuan yang
diketahui sampai saat ini, tentunya bila kita kupas pastinya memiliki sejarah
tersendiri tak terkecuali pada bidang Sistem Komputasi dan ilmu
matematika Al-quran. Kita sebagai generasi muda islam sangatlah prihatin dengan
banyak sekali diantara kita yang masih belum tahu bahkan tidak berusaha mencari
tahu, bahwasanya Islam sangatlah mempunyai andil dan pengaruh yang besar
terhadap ilmu pengetahuan khususnya pada bidang ilmu matematika melalui para
ilmuan muslim dan mempunyai hubungan dengan Al-quran maupun ibadah kita dalam
sehari-hari.
Matematika adalah warisan peradaban Islam yang
sangat penting, disamping kedokteran, astronomi, oftik, tekhnologi mesin,
sejarah dan ilmu-ilmu keagamaan, yang justru dizaman modern kini umat Islam
ketinggalan, memang suatu ironis.
Matematika di era kejayaan peradaban Islam masa
lampau merupakan kajian yang sangat penting. Hampir semua pemikir besar tempo
dulu memiliki basic yang sangat kuat dalam bidang ini. Bahkan penemuan-penemuan
dalam bidang ini sangat mengagumkan.
Tetapi seiring waktu, dan seiring dengan penurunan
peradaban Islam, maka peminat kajian ilmu matematika sangat jarang, dan umat
terjebak pada dogmatisme tahayulisme, khurafat, dan kepercayaan-kepercayaan
bangsa yang tertinggal, yaitu dogmatisme yang tidak berdasar ilmu, mengikuti
tradisi-tradisi nenek moyang yang tidak berdasar, yang terjajah.
Ahli matematika dalam peradaban islam biasanya
juga ahli dalam ilmu-ilmu lainnya, termasuk ilmu keagamaan. Dan biasanya ahli
matematika dalam peradaban islam juga merupakan ahli dalam astronomi, karena
itu astronomi dan matematika merupakan kajian dan profesi yang menyatu. Karena
itu biasanya ahli matematika adalah ahli dalam astronomi juga.
Diantara intelektual yang berpengaruh dalam bidang
ini (matematika) dalam peradaban islam klasik, diantaranya Al Khwarizmi,
merupakan perintis matematika muslim dan orang yang sangat pantas disebut
sebagai bapak aljabar modern. Nama aslinya adalah Muhammad ibn Musa al
Khwarizmi. Ia berasal dari Khwarizm (Khiva). Kadang orang keliru dalam
menafsirkan suatu hasil hasil karya peradaban modern, yang selalu dianggap
berasal dari barat. Jika kita menelusuri kata Aljabar itu berasal dari karya
(buku tulisan karya) Al Khwarizmi yang bernama Hisab al jabir wal mukabalah
(yang berarti pengutuhan kembali dan perbandingan atau yang kerennya dalam
istilah sekarang Kalkulasi integral & persamaan).
Bahkan istilah Alghorisme yang berarti sistem
persepuluhan , merupakan ucapan orang barat terhadap nama Alkhwarizmi, karena
alkwarizmi dianggap sebagai penemu dan pengembang sistem persepuluhan, dan dia
dianggap sebagai penemu angka nol.
Salah satu karya alkhwarizmi yang terpenting
adalah dialah yang menciptakan sistem aljabar. Penemuannya terhadap
simbol-simbol bilangan 1 sampai dengan 9, dan angka nol (yang kemudian disebut
sistem alghorisme) mampu memecahkan kesulitan-kesulitan simbolisasi yang masih
menggunakan angka romawi. Suatu misal, jika hanya untuk bilangan angka 8, dalam
angka romawi sama dengan VIII, jika angka 38 maka angka romawinya XXXVIII, maka
orang akan kesulitan menggunakan angka romawi jika sudah jutaan.
Matematika yang dikembangkan dibarat sebelumnya
adalah matematika Yunani yang kemudian dikembangkan oleh Romawi. Matematika
Yunani adalah matematika murni, matematika untuk matematika, yang steril
terhadap keperluan. Dalam penulisan bilangan mereka menggunakan huruf, dan tiap
huruf melambangkan bilangan dan masih belum mengenal bilangan nol. Jadi
matematika Yunani bersifat deduktif, penekanannya dilakukan dengan pembuktian
yang bertingkat-tingkat, dimulai dari aksioma, postulat dan teorema.
Oleh karena itu disini mencoba menghadirkan
narasumber untuk mengupas tentang ilmu sistem komputasi dan matematika
al-quran, Insya'Allah bermanfaat buat kita semua. Amin yra.
Komentar:
Menurut saya, sedikit
ulasan seminar di atas dapat menambah wawasan terutama terhadap pribadi saya.
Al-Quran yang saya anggap hanya sebagai kitab suci yang membahas tentang ilmu
agama, ternyata juga ada kaitannya dengan ilmu matematika. Selain itu, ternyata
Matematika pun termasuk dalam salah satu warisan peradaban umat islam dimasa
lalu. Namun daripada itu, mengenai zaman sekarang yang
semakin moderen, semakin banyak orang-orang yang justru percaya dengan hal-hal
yang berbau takhayu seperti itu. Sungguh ironi bila dibandingkan dengan
moderenisasi yang memasuki era global sekarang ini.
sumber: http://habibitask.blogspot.com/2015/04/artikel-seminar-komputasi-modern.html